Berikut adalah beberapa materi tentang sejarah kehidupan dan perkembangan muka bumi. Mulai dari sejarah terbentuknya bumi, hingga sejarah kehidupan dimuka bumi, menurut Beberapa
teori yang mendukung sejarah terjadinya bumi dan peristiwa-peristiwa yang
pernah terjadi. Semoga dapat membantu, ya.....???
BUMI DAN JAGAD RAYA
A. Sejarh Perkembangan Muka Bumi
1. Sejarah
Terbentuknya Bumi
Mulanya terjadinya bumi sama
dengan terbentuknya planet-planet lainnya dalam system tatasurya. Bumi berasal
dari gumpalan gas yang besar dan dalam keadaan berputar. Suatu saat terlepaslah
sebagiaan gumpalan itu.Gum
palan-gumpalan yang terpusah dan terus berputar
mengalami proses pendinginan dan akan menjadi padat. Itulah planet-planet
termasuk bumi didalamnya. Peristiwa tersebut berlangsung cukup lama sehingga
bumu seperti sekarang ini baru terjadi berjuta-juta bahkan bermilyaran tahun.
Setelah bumi bertambah dingin, berubahlah gas tersebut menjadi cairan dan demi
waktu bagian luarnya makin padat. Sehingga permukaan bumi dapat ditempati
manusia, tumbuhan, dan makhlluk lainnya.
Sesudah bumi terbentuk, maka
bahan-bahan yang lebih berat menggumpal diintinya, keraknya terdiri dari
unsure-unsure silisium dan aluminium. Lalu menyusul lapisan yang lebih dalam
dengan unsure-unsure utama silisium dan magnesium. Dan lebih kedalam ada unsure
yang banyak mengandung persenyawaan logam sulfide, paling dalam inti dengan
kaandungan besi dan nikel.
Kesimpulan bahwa planet bumi
terus mengalami proses secara bertahap hinggan terbentuk bumi yang seperti
sekarang ini. Proses pembentukan bumi ada 3 tahap, yaitu :
a. Awalnya
bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami pelapisan/perbedaan
unsure.
b. Pembentukan
lapisan struktur bumi diawadi dengan terjadinya differensiasi. Materi besi yang
berat jenisnya lebuh besar akan tenggelam, dan yang lebih ringan akan bergerak
kepermukaan.
c. Bumi
terbagi menjadi 3 lapisan, yaitu : inti, mantel dan kerak bumi.
2. Struktur Bumi
a. Litosfer/Kerak bumi (Lapisan Batuan
Pembentuk kulit Bumi atau Crust).
Litosfer berasal
dari kata Lithos berarti batu bara dan sfhere/sphaira berarti lapisan.
Kesimpulan litosfer dapat diartikan lapisan batuan pembentik kulit bumi. Dalam
pengertian lain, litosfer adalah lapisan yang [aling atas dengan ketebalan ±
70 km yang tersusun dari batuan penyusun kulit bumi. Batuan yang melapisi kerak
bumi terdiri dari batuan basa dan masam. Lapisan ini sebagai tempat tinggal
manusia.
b. Astenosfer (lapisan Selubung/Mantle)
Yaitu lapisan
yang terletak dibawah litosfer dengan ketebalan ± 2900 km berupa material cair,
kemtal dan berpijar dengan suhu sekitar 3000°C, merupakan campuran dari
berbagai bahan yang bersifat cair,padat, dan gas bersuhu tinggi.
c. Barisfer (Lapisan Inti Bumi/Core)
Yaitu lapsan
inti bumi yang merupakan bagian bumi paling dalam yang tersusun atas lapisan
nife (nicollum atau nikel dan ferrum atau besi). Core dibedakan atas 2 baguan
yaitu inti luar dan inti dalam.
1)
Inti Luar (Outer Core)
Inti luar adalah inti bumi yang paling luar. Tebal
lapisan ini sekitar 2200km, tersusun atas materi besi dan nikel yang bersifat
cair, kental, fan panas berpijar suhu ± 3900°C.
2)
Inti Dalam (Inner Core)
Inti Dalam adalah inti bumi yang ada dilapisan dalam dengan
ketebalan ±
2500km, tersusun atas materi besi dan nikel pada suhu yang sangat tinggi yakni
sekitar 4800°C, akan tetapi tetap dalam keadaan padat dengan densitas 10gram/cm3.
Penyebabnya adanya tekanan yang sangat tinggi dari bagian bumi lainnya.
3. Sejarah Perkembangan Muka Bumi
a. Teori Pengapungan Benua
Alfred Wegener
melakukan penelitian antarbenua secara geologis, kartografis, paleontologist,
dan klimatologis. Kesimpulan penelitiannya bahwa benua yang ada sekarang pada
zaman dahulu pernah bergabung menjadi sebuah benua besar yang disebut “Pangea”.
Karena adanya gerakan benua besar diselatan kearah barat atau utara, maka
terjadilah :
Samudra dan Benua-benua menggabung
sendiri-sendiri.
Samudra Atlantik semakin luas karena Benua
Amerika Bergerak ke barat.
Adanya kegiatan gempa yang besar disepanjang
patahan San Andreas, dekat pantai barat Amerika Serikat.
Dalam Teori ini juga dikemukakan beberapa analisis
antara lain, yaitu ;
Adanya formasi geologi yang sama antara lain
pantai timur Benua Amerika dengan pantai barat Eropa dan Afrika, pembuktiannya
bahwa formasi geologi di pantai barat Afrika sama dengan pantai timur Amerika.
Adanya Gerakan Pulau Greenland menjauhi daratan
Eropa dengan kecepatan 36m/tahun. Pulau Madagaaskar menjauhi AfSel sejauh
9m/tahun.\
Bukti adanya teori pengapungan benua
yaitu adanya pegunungan dengan arah timur-Barat di Tanjung Harapan pinggir
pantai dan didekat Buines Aires, Argentina ditemukan struktur yang sama baik
umur maupun corak deformasinya. Kenampakan lain yang cukup berarti untuk
mendukung toeri ini adalah tipe-pite batuan, meliouti batuan beku, batuan
sedimen, dan batuan metaforf juga dijumpai didaerah tersebut.
b. Teori Ed Suess
Adanya persamaan
formasi geologi yang terdapat di Amerika Selatan, India, Australia, dan
Antartika desebabkan pernah bersatunya daratan. Daratan yang menyatu ini
disebut benua Gondwana. Benua ini sekarang yang tertinggal hanya sisa-sisa
karena yang lain sudah ditutupi oleh laut.
c. Teori Kontraksi (Des Cartes)
Menurut teori
ini bahwa bumi kita surut, mengkerut, karena pendinginan, sehingga terjasi
lembah-lembah.
d. Tim
Peneliti Amerika
Penelitian ini
bertujuan untuk membuktikan teori Wegener. Hasil penelitian ini membuktikan
bahwa Kutub Selatan 200 juta tahun yang lalu terletak didekat khatulistiwa,
seharusnya pada zaman tersebut di Kutub Selatan terdapat hewan dan tumbuhan.
Lalu didaerah tersebut dapat ditemukan fosil tulang rahang dari hewan Amfibia
air tawar purba tepatnya di AmSel dan Utara. Hal tersebut membuktikan bahwa
teori pengapungn benua mendekati kebenaran.
4. Teori Lempeng Tektonik
Lapisan kerak bumi/litosfer
dibagi menjadi lempeng-lempeng tektonik yang menumpang di atas astenosfer.
Dinamakan lempeng karena terdiri dari dua dimensi, yaitu panjang dan lebar.
Litosfer yang mengapung diatas lapisan astenosfer dianggap satu lempeng yang
sangat berhubungan. Aliran konveksi yang keluar dari punggung laut menyebar ke
kedua sisinya, sedangkan dibagian lain akan masuk kembali kelapisan dalam dan
bercampur dengan materi dilapisan ini. Daerah tempat masuknya materi tersebut
dinamakan patahan (transform fault) yang ditandai dengan adanya palung laut dan
pulau vulkanis. Pada daerah patahan tersebut gempa sering terjadi akibat adanya
pergeseran kerak bumi yang berlangsung terus sehingga lempeng kerak bumi
terpecah-pecah. Karena lempeng ini berada diatas lapisan astenosfer sehingga
lempeng-lempeng menjadi bergerak tak beraturan. Sampai sekarang ini benua
bergerak dan bergeserbeberapa cm tiap tahun, misalnya, India Bergeser ke utara
sejauh 25 mm setiap tahun. Akibat pergeseran tersebut, sekitar 55 juta tahun
yang lalu, India bertumbukan dengan benua Asia.
Hal-hal yang penting mengenai
gerakan lempeng ini adalah sebagai-berikut:
a.
Gerakan-gerakan lempeng tektonik terus-menerus
terjadi dan menghasilkan perubahan-perubahan dipermukaan bumi.
b.
Sumber gerakan ini adalah yang disebabkan oleh
panas.
c.
Lempeng-lempeng tektonik dapat meleleh sewaktu
mendekati kullit bumi dan keluar lewat gunung api, celah atau retakan.
d.
Dasar batuan yang meleleh mendesak maju bagian
kerak bumi yang lebih tua.
e.
Teori gerakan lempeng tektonik banyak kaitannnya
dengan persebaran gunung api dimuka bumi dan terjadinya gempa bumi.
Didalam pergerakannya
kadang-kadang ada dua lempang yang saling menjauh disepanjang patahan, terhadap
pula lempeng-lempeng yang saling bertabrakan sehingga menimbulkan gempa yang
dahsyat.
Berikut adalah lempeng-lempeng
utama yang ada dipermukaan bumi :
Lempeng
Antartika, meliputi kontinen Antartika dan lempeng Lautan Antartika.
Lempeng
Indo-Australia, meliputi lempeng Lautan Hindia serta subkontinel India dan
Australia bagian barat.
Lempeng
Pasifik, meliputi seluruh lempeng di Lautan Pasifik.
Lempeng
Afrika, meliputi Afrika, setengah bagian timur Lautan Atlantik dan bagian barat
Lautan Hindia.
Lempeng
Amerika, meliputi AmUt, AmSel, dan setengah dari bagian barat Lautan Atlantik.
Lempeng
Eurasia, meliputi Eropa, Asia, dan daerah pinggirannya termasuk Indonesia.
Adanya pergerakan lempeng
tektonik dapat menimbulkan bentukan-bentukan dipermukan bumi yang berbeda dan
dipengaruhi oleh arah dan kekuatan gerak lempeng. Daerah tempat bertemunya
lempeng disebut batas lempeng. Batas lempeng tektonik ada 3, yaitu :
a.
Batas Divergen
Pada batas-batas
dimana antar lempeng saling menjauh (divergen), sehingga lempeng yang
saling berbatasan saling menjauh, akan terbentuk
material-material baru yang berasal dari arus konveksi mantel dibawah lempeng.
Material baru itu membentuk punggung tengah laut (mid oceanic ridge) yang pegunungan di dasar laut.
Contohnya Mid Atlantik Ridge, yang membatasi lempeng Amerika Selatan dengan
lempeng Nasca.
b.
Batas Konvergen
Merupakan
batas dimana terjadi dua lempeng yang bergerak saling mendekati, sehingga
terjadi tumbukan. Flint dan Skinner menyebutkan jika kedua lempeng yang saling
bertumbukan adalah tempeng samudra, maka salah satu lempeng akan menyusup
kebawah dengan sudut 35°-45°. Masuknya lempeng kedalam mantel ini menyebabkan
terjadinya partial melting. Partial melting
adalah padatan
sudah meleleh tapi belum menjadi fase cair seutuhnya. Proses ini akan menghasilkan andesit yang
muncul kepermukaan dan membentuk kepulauan rantai gunung api aktif didunia.
Apabila
salah satu lempeng samudra dan lempeng benua, maka lempang samudra akan
menyusup kelempeng benua, sehingga menyebabkan terjadinya partial melting,
menghasilkan magma andesit, dan terbentuk rantaian pegunungan aktif yang muncul
dipermukaan lempeng benua. Apabila tumbukan antar lempeng benua, maka akan
menyebabkan pembubungan raksasa. Lempeng benua tak mampu menunjam kebawah, yang
dapat menyebabkan retakan-retakan
deformasi, membentuk pegunungan lipatan. Pada batas konvergen ini merupakan
jalur gempa yang kuat.
Berikut
fenomena yang terjadi didaerah pertemuan dua lempeng.
1) Hancurnya lempeng karena pergesekan lempeng.
2) Adanya akitivitas vulkanisme, intrusi, dan
ekstrusi.
3) Terbentuknya palung laut di tempat tubukan.
4) Pembengkakan tepi lempeng benua merupakan
deretan pegunungan.
5) Merupakan daerah hiposentrum gempa dangkal dan
dalam.
6) Lempeng dasar samudra menunjam kebawah lempeng
benua.
c.
Lempeng sesar
mendatar
Batas sesar mendatar terjadi karena
adanya pergeseran dari 2 lempeng dengan arah yang berlawanan. Pergeseran ini
tidak menimbulkan penghilangan atau pemunculan kerak bumi, tatapi disepanjang
daerah tersebut ditandai dengan adanya jeretakan. Pada batas ini sering terjadi
kerusakan hebat berhubungan dengan kegiatan gempa, sebab focus gempa yang
terjadi relative dangkal (lebih kecil dari 60m).
Indonesia
terletak diantara pertemuan tiga lempeng bumi yang aktif, yaitu Lempeng
Pasifik, Lempeng Indo-Australia, dan lempeng Eurasia. Lempeng aktif artinya
lempeng tersebut selalu bergerak dan saling berinteraksi.
Lempeng Pasifik
relatif bergerak kebarat, lempeng Indo-Australia ke utara dan lempeng Eurasia
ke tenggara. Lempeng-lempeng bumi ini bergerak mengambang diatas astenosfer
sehingga saling berinteraksi satu sama lain. Kecepatan gerak lempeng ini antara
1 cm dan 3 cm/tahun dengan arah tertentu tiap
lempeng.
5.Persebaran
Gunung Api di Indonesia
Indonesia termasuk wilayah dimuka bumi yang
memiliki aktifitas tektonik yang tinggi, yang memberikan konsekwensi terhadap
tatanan geologi yang rumit. Keadaan ini disebabkan letek Indonesia diantara
tiga lempeng dasar yang saling berinteraksi. Suhu yang sangat tinggi melelehkan
pinggiran lempeng sehingga menghasilkan magma. Dibanyak tempat, makgma ini
kemudian muncul melalui retakan dipermukaan bumi dan membentuk gunung-gunung
api. Busur gunung-gunung api di Indonesia terbentuk dengan cara tersebut. Gempa
bumi umumnya terjadi pada kawasan ini karena lempeng benua mengeluarkan tekanan
pada saat lempeng tersebut menurun melalui parit samudra. Gunung api yang
terbentuk dengan cara ini disebut gunung api andesit karena lava yang
dikeluarkan membentuk batu-batu andesit. Gung api andesit sifatnya sangat mudah
meletus dan tak terduga. Sistem gunung api di Indonesia dibedakan menjadi :
a. Sistem Pegunungan Sirkum Mediterania
Sistem ini memanjang mulai dari Pegunungan
Atlas (Afrika Utara) yang bersambung dengan Pegunungan Alpen (Eropa Selatan)
dan Pegunungan Himalaya (Asia). Akhirnya, pegunungan ini berbelok ke selatan
dan berangkai dengan pegunungan-pegunungan di Kep. Indonesia. Di Indonesia,
kelajuran Peg. Sirkum Mediterania terbagi menjadi:
1)
Busur Luar
Jalur pegunungan
yang termasuk busur ini bersifat nonvulkanik, artinya tidak menampakkan
sifat-sifat kegunungapian(merupakan rangkaian pegunungan lipatan saja). Jalur
pegunungan busur luar sebagian berada di bawah laut. Busur luar berpangkal di Pulau Simeumelue, Pulau Nias,
Kepulauan Mentawai, Pulau Enggano, kemudian sebagian tenggelam sepanjang bagian
Pulau Jawa dan muncul kembali keatas permukaan bumi sepanjang Pulau(Sawu, Roti,
Timor, Babar, Kep. Kai, Seram, berakshir di Pulau Buru).
2)
Busur Dalam
(Bersifat Vulkanik)
Merupakan
rangkaian pegunungan lipatan dan menampakkan kegunungapian. Busur ini membujur
sepanjang Bukit Barisan, pegunungan yang ada diseluruh Pulau (Jawa, Bali,
Lombok, Flores, Alor, Solor, Wetar, Kep. Banda, dan berakhir di Pulau Saparua).
b. Sirkum Pegununan Sirkum Pasifik
Dimulai dari Pegunungan Andes(Amerika Selatan)
bersambung dengan Pegunungan Rocky Mountains di Amerika Utara, lalu belok ke
Kepulauan Jepang dan bersambung dengan pegunungan di Kepulauan Filipina.
Akhirnya Jalur pegununan ini bercabang 2 di Indonesia ,yaitu:
Cabang 1 : mulai dari Pulau Ozon bersambung dengan peg. di Kalimantan
melalui Pulau
Palawan dan Pulau Sulu.
Cabang 2 : Mulai Pulau Luzon, Pulau Samar,
Pulau Mindanau, terus ke Kepulauan Sangihe
berakhir di Sulawesi.
c. Sirkum Pegunungan Sirkum Australia
Terbentang sepanjang sumbu sentral Papua dan
selanjutnya sepanjang gugusan kepulauan tersebut ke Australia bagian timur
terus ke Selandia Baru. Dari sini mungkin membujur sepanjang jalur bawah laut
diantara Australia dan Antartika ke Kuerguelen, dan muncul dibagian selatan
Samudra Hindia membentang kea rah utara melalui Pulao Cocos ke Pulau Christmas
disebelah selatan Jawa. Ketiga system pegunungan tersebut bertemu disekitar
Kep. Sulu dan Banggai.
B. Sejarah Kehidupan Di Muka Bumi
Geologi sejarah
yang merupakan salah satu cabang geologi digunakan sebagai acuan dalam
mempelajari dalam terjadinya bumi dan peristiwa yang pernah terjadi. Beberapa
teori yang mendukung sejarah terjadinya bumi dan peristiwa-peristiwa yang
pernah terjadi yaitu:
Teori Malapetaka (Baron Georges Cuvier)
Penelitiannya disimpulkan bahwa kehidupan
dialam pada saat itu ditemui dalam jumlah yang sangat berlimpah dan diketahui
lebih lanjut bahwa pada setiap lapisan kulit bumi tertentu mengandung fosil
tertentu pula. Perbedaan yang ada pada kelompok kehidupan yang tedapat pada
setiap lapisan mempunyai ukuraan yang sama besar dengan kelompok kehidupan yang
hidup sekarang. Kehidupan dari tiap zaman tak mengalami perubaahan dan pada
waktu terjadi revolusi maka hewan-hewan maupun tumbukan punah. Setelah
malapeteka terjadi maka muncullah dewan dan tumbuhan baru yang pada akhirnya
juga akan mengalami revolusi yang memusnahkannya, pada tahap selanjutnya
manusia, hewan, tumbuhan zaman sekarang terbentuk setelah malapetaka berakhir.
Teori Uniformitarisma (James Hutton)
Ia mengemukakan teori ini dengan melakukan
penyelidikan proses sedimentasi yang terjadi di sungai, danau maupun
pantai di daerah Skotlandia. Ia
menympulkan bahwa kenampakan pada batuan sedimen yang terbentuk pada masa
lampau dapat ditemui pada proses sedimentasi saman sekarang. Konsep
Unifortarisma manyatakan bahwa waktu sekarang adalah kunci pada masa lampau
(present is the key to the past).
Hukum Steto(Steto)
Ia ahli geologi
Italia, hasil pengamatannya muncul 3 hukum yang berlaku untuk batuan sedimen,
yaitu:
a)
Hukum Superposisi,
menyatakan bahwa pada batuan sedimen dalam kedudukan yang belum berubah, bagian
atas merupakan bagian yang relative muda.
b)
Hukum Keadaan
Horizontal, menyatakan bahwa dalam satu tahap perlapisan pada saat mula
terbentuk mempunyai kedudukan horizontal. Jika lapisan hal tersebut sudah
membentuk sudut dengan bidang horizontal menunjukkan bahwa perlapisan itu sudah
pernah terangkat.
c)
Hukum Kejadian
Menerus, menyatakan bahwa dalam proses sedimentasi akan menghasilkan perlapisan
yang tebalnya sama jika tak terjadi gangguan di tempat terjadinya(dalam
cekungan sedimentasi). Jika ditemui lapisan yang makin tipis, bias disebabkan
adanya gangguan pada saat proses sedimentasi sedang berlangsung.
Hukum Intrusi/Penerobosan oleh A.W.R. Potter
dan H. Robonson
Suatu
Intrusi/Penerobosan batuan akan berumur lebih tua daripada batuan yang
diterobosnya.
Hukum Urutan Fauna oleh De Soulovie (1777)
Dalam
urutan-urutan batuan sedimen, sekelompok lapisan dapat mengandung kumpulan
fosis tertentu ddbegitu juga sekelompok lapisan diatas atau bawahnya.
Prinsip William Smith (1816)
Untuk lapisan
sedime dapat diacak(secara lateral) dengan mengenali kumpulan fosilnya yang
didiagnosis jika criteria litologinya tidak menentu.
@ Aji Ridho P.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar