Minggu, 14 Juli 2013

RINGKASAN MATERI EKONOMI SEMESTER DUA KELAS X

Berikut adalah beberapa ringkasan tentang materi ekonomi kelas X semester genap. Semoga dengan ringkasan yang sederhana ini, dapat membantu dalam mempelajari ekonomi kelas X semester genap. Dan semoga dapat membantu dalam UAS EKONOMI semester genap.


Aamiin.

Berikut materinya:



RINGKASAN MATERI EKONOMI SEMESTER DUA KELAS X


BAB 1 ILMU EKONOMI

A.      Pengertian Dan Pembagian Ilmu Ekonomi

        Berikut adalah pengertian ilmu ekonomi menurut para ahli ekonomi.

1.       Menurut Pamuel Samuelson, ilmu ekonomi adalah suatu budang studi bagaimana orang-orang dan masyarakat membuat pilihan dengan atau tanpa penggunaan uang dengan menggunakan sumber-sumber daya yang terbatas tetapi dapat dipergunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa dan mendistribusikannya untuk keperluan sekarang dan di masa akan datang kepada berbagai orang dan golongan masyarakat.
2.       Menurut Mankiw, ilmu ekonomi adalah studi tentang bagaimana masyarakat mengelola sumber daya yang selalu terbatas dan langka.

Secara umum, ilmu ekonomi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang bagaimana manusia memenuhi kebutuhan hidupnya yang bersifat tidak terbatas dengan jumlah alat pemuas kebutuhan yang bersifat terbatas.
Ilmu ekonomi dibagi menjadi beberapa bagian yaitu sebagai berikut.

1.       Ekonomi Deskriptif
Ekonomi deskriptif adalah bagian dari ilmu ekonomi yang memaparkan secara apa adanya tentang kehidupan ekonomi suatu Negara atau daerah pada suatu masa tertentu.
2.       Teori Ekonomi
Toeri ekonomi adalah ilmu yang menganalisis tentang hubungan antara variable ekonomi.
a.        Teori Ekonomi Mikro
Berdasarkan pada pola dan ruang lingkup analisisnya, teori ekonomi mikro dapat dedefinisikan sebagai suatu bidang studi dalam ekonomi yang menganalisis mengenai bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian seperti penawaran, permintaan, dan harga barang/jasa. Objek penelitian teori ekonomi mikro adalah :
1)       Rumah tangga konsumsi (perorangan).
2)       Rumah tangga produksi (perusahaan).
3)       Cabang perusahaan atau industri.

Masalah dalam ekonomi mikro dapat dikelompokkan menjadi 3 pertanyaan, yaitu :
1)       Apakah jenis-jenis barang dan jasa yang harus diproduksi?
2)       Bagaimana cara memproduksi barang dan jasa tersebut?
3)       Untuk siapa barang dan jasa tersebut diproduksi?

Tiga pertanyaan tersebut terangkum dalam teori utama ilmu ekonomi mikro yaitu :
1)       Teori Harga
Menganalisis tentang interaksi antara permintaan dan penawaran barang dan jasa dalam suatu pasar, bentuk pasar, elastisitas permintaan dan penawaran, dan lainnya.
2)       Teori produksi
Menganalisis tentang masalah biaya produksi, jumlah produksi, dan tingkat produksi optimal sehingga dapat mencapai laba maksimal.
3)       Teori Distribusi
Menganalisis tentang masalah-masalah pendistribusian factor-faktor produksi, tingkat upah tenaga kerha, tingkat bunga yang harus dibayarkan kepada pemilik modal, dan tingkat keuntungan dari perusahaan.
b.       Teori Ekonomi Makro
Teori ekonomi makro mempelajari totalitas atau keseluruhan masalah-masalah dalam kegiatan perekonomian. Ringkasnya, masalah utama ekonomi makro yang dihadapi suatu negara adalah masalah pertumbuhan ekonomi, masalah ketidakstabilan kegiatan ekonomi, masalah pengangguran, inflasi, ketimpangan neraca pembayaran, dan perdagangan.
c.        Ekonomi Terapan
Adalah bagian dari cabang ekonomi yang membahas secara khusus tentang penerapan teori ekonomi dalam suatu rumah tangga produksi.


B.      Permasalahan Ekonomi Negara Berkembang

1.       Rendahnya Standar Hidup


a.        Pendapatan Nasional Perkapita yang rendah
b.       Distribusi pendapatan yang tidak merata
c.        Tingkat kemiskinan yang tinggi
d.       Rendahnya tingkat kesehatan
e.       Pendidikan yang tertinggal dibandingkan dengan pendidikan di negara maju
2.       Produktivitas yang rendah
3.       Tingakat Pertumbuhan Penduduk dan Tingkat Ketergantungan yang Tinggi
4.       Tingkat Pengangguran yang Tinggi
5.       Tingkat Produktivitas Pertanian yang Rendah dan Ketergantungan Pada Sektor Pertanian
6.       Sistem Hukum dan Infrastruktur yang Tidak Mapan
7.       Ketergantungan pada Dunia Internasional

C.      Permasalahan Ekonomi Negara Maju
1.       Sumber Daya Manusia
a.        Kurangnya Tenaga Kerja
b.       Restrukturisasi Perusahaan
Restrukturisasi Perusahaan adalah sebuah kebijakan untuk merampingkan besarnya perusahaan, baik dari segi organisasi maupun jumlah tenaga kerja dengan tujuan agar perusahaan dapat berjalan dengan lebih efisien dan menguntungkan.
2.       Masalah Globalisasi Ekonomi
a.        Masuknya Produk Negara Berkembang ke Negara Maju
b.       Masuknya Tenaga Kerja Negara Berkembang ke Negara Maju
c.        Perpindahaninvestasi Dari Negara Maju ke Negara Berkembang
d.       Krisis ekonomi Negara Berkembang
3.       Lingkungan Hidup
D.     Kebijakan Ekonomi

1.       Tujuan-Tujuan Kebijakan Ekonomi Makro
a.        Menstabilkan kegiatan ekonomi.
b.       Penggunaan tenaga kerja utuh tanpa inflasi.
c.        Menghindari masalah inflasi.
d.       Mewujudkan pertumbuhan ekonimi yang utuh.
e.       Mengukuhkan neraca pembayaran dan kurs valuta asing.
2.       Bentuk-Bentuk Kebijakan Fiskal
a.        Bentuk-bentuk kebijakan ekonomi makro, diantaranya kebijakan fiscal, kebijakan moneter, dan kebijakan segi penawaran.
b.       Bentuk-bentuk kebijakan ekonomi mikro, diantaranya kebijakan harga terandah (Floor Price) dan kebijakan harga tertinggi (Ceiling Price).



BAB 2 PENDAPATAN NASIONAL


A.      Deskripsi Pendapatan Nasional
1.       Pengertian Pendapatan Nasional
Pendapatan Nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh factor-factor produksi yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu.
2.       Konsep Pendapatan Nasional
a.        Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP)
Produk Domestik Bruto atau sering disebut Gross Domestic Product adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan seluruh warga masyarakat dalam suatu Negara (termasuk warga negara asing) dalam suatu periode tertentu.
b.       Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP)
Produk Nasional Bruto (PNB) adalah jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh factor-faktor produksi milik warga negara sendiri yang tinggal di dalam negeri maupun di luar negeri. Barang dan jasa yang dihasilkan oleh warna negara asing yang sedang berada di negara tersebut tidak dihitung.



GNP = GDP + Pendapatan Neto Terhadap Luar Negeri
 
 
                                                                                                                                                           
GNP = GDP + Pendapatan Neto Terhadap Luar Negeri
 
Atau



c.        Produk Nasional Neto (PNN) atau Net National Product (NNP)
NNP adalah nilai semua barang dan jasa yang dihasilkan warga negara dalam waktu satu tahun setelah dikurangi penyusutan aatas barang-barang modal.
Text Box: NNI = NNP – Pajak tidak langsung


d.       Pendapatan Nasinal Neto (PNN) atau Net National Income (NNI)
PNN dalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik factor produksi.
Text Box: NNP = GNP – Penyusutan barang modal


                         Pajak tidak langsung misalnya pajak penjualan, pajak impor, bea elspor, dan cukai.
e.       Pendapatan Perseorangan atau Personal Income (PI)



PI = NNI – Pajak Perusahaan-Laba Ditahan-Jaminan Sosial+Transfer Payment
 
 


                      
f.       Pendapatan Disposibel Disposable Income (DI)


DI = PI – Pajak Perorangan (Pajak Langsung)
 
 



B.      Produk Domestik Regional Bruto (PDRP)

1.       Pengertian PDRP
PDRP adalah jumlah nilai tambah atau jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah dalam satu tahun tertentu. PDRP merupakan salah satu indicator ekonomi makro yang digunakan untuk mengevaluasi hasil-hasil pembangunan disuatu daerah dalam lingkup kabupaten dan kota.
C.      Penghitungan Pendapatan Nasional
1.       Pendekatan Produksi
Dalam pendekatan produksi pendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sector productive dalam perekonomian.

Keterangan :
NI            = National Income
VA           = value added (nilai tambah)
n              = jumlah sector

2.       Pedekatan Pendapatan
Pendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlahkan semua pendapatandari masing-masing factor produksi pada periode tertentu.
Keterangan :


w             = wage (upah)
i               = interest (bunga)
r              = rent (sewa)
𝝅             = profit (laba)


3.       Pendekatan Pengeluaran
Pendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlahkan semua pengeluaran sector ekonomi yaitu rumah tangga, perusahaan, pemerintah, dan masyarakat luar negeri suatu negara pada periode tertentu.
Keterangan :


C              = comsumtion
I               = investment
G             = govertment expenditure
X              = expor
M            = impor


D.     Tujuan dan Manfaat Penghitungan Pendapatan Nasional
1.       Tujuan
Tujuan penghitungan pendapatan nasional adalah untuk mendapatkan taksiran yang actual mengenai nilai barang da jasa yang dihasilkan oleh suatu negara selama satu tahun.
2.       Manfaat
a.        Untuk mengetahui struktur perekonomian suatu negara apakah agraris, industry dan lain-lain.
b.       Untuk mengetahui perkembangan perekonomian dari tahun ke tahun.
c.        Untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu masyarakat.
d.       Untuk membandingkan perekonomian antar negara.
e.       Sebagai pedoman bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan yang berkaitan dengan pembangunan perekonomian masyarakat.


E.      Pendapatan Per Kapita

1.       Pengertian dan Manfaat Pendapatan Per Kapita
Pendapatan perkapita adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu negara. Rumus untuk menghitung pendapatan per kapita yaitu :





PI =
 


PI =
 
 


atau

Manfaat pendapatan perkapita yaitu:
a.        Sebagai data untuk melihat tingkat perbandingan kesejahteraan suatu negara dari tahun ke tahun.
b.       Sebagai data perbandingan tingkat kesejahteraan antar negara.
c.        Sebagai data perbandingan tingkat standar hidup dengan negara lain.
d.       Sebagai data untuk mengambil kebijakan di bidang ekonomi.
2.       Ketimpangan Distribusi Pendapatan
Ada 2 indikator yang dapat digunakan untuk mengukur distribusi pendapatan suatu negara, yaitu:
a.        Koefisien Gini/Gini Ratio
Adalah analisis yang digunakan untuk mengukur distribusi pendapatan masyarakst suatu daerah/negara pada suatu periode. Koefisien gini dapat degambarkan dalam bentuk kurva Lorenz.
b.       Kriteria Bank Dunia


Distribusi Pendapatan
Tingkat Ketimpangan
Kelompok 40 % penduduk termiskin < 12 % dari total pengeluaran
Tinggi
Kelompok 40 % penduduk termiskin < 12 % - 17 % dari total pengeluaran
Sedang
Kelompok 40 % penduduk termiskin > 17 % dari total pengeluaran
Rendah



BAB 3 INDEKS HARGA DAN INFLASI

A.      Deskripsi Indeks Harga
1.       Pengertian Indeks Harga
Angka Indeks adalah sebuah rasio yang pada umumnya dinyatakan dalam persentase yang mengukur suatu variable pada kurun waktu atau lokasi tertentu relative terhadap besarnya variable yang sama pada waktu atau lokasi lainnya. Tujuan angka indeks adalah untuk mengukur secara kuantitatif terjadinya perubahan dalam periode waktu yang berlainan. Indeks harga adalah perbandingan antara harga rata-rata pada tahun yang dihitung dengan tahun dasar.
2.       Jenis-jenis indeks harga
a.        Indeks Harga Konsumen adalah perbandingan perubahan harga pada periode tertentu dengan harga periode dasar dari komoditas yang diminta konsumen.
b.       Indeks Harga Perdagangan Besar adalah angka yang menunjukkan perubahan yang terjadi pada harga pembelian barang oleh pedagang besar.
c.        Indeks paritas adalah indeks harga yang berhubungan dengan penetapan harga dasar barang-barang hasil panen.
3.       Ciri-ciri Harga dan Indeks Harga
a.        Ciri-ciri Harga
1)       Kenaikan dan penurunan harga tergantung pada jumlah permintaan barang di masyarakat.
2)       Harga dapat dijadikan sebagai alat penentuan nilai suatu barang dibandingkan barang lain.
3)       Harga dapat dipengaruhi jumlah barang dan uang yang tersedia dimasyarakat.
b.       Ciri-ciri Indeks Harga
1)       Indeks harga digunakan sebagai alat pengukur harga.
2)       Indeks harga merupakan ukuran perbandingan dari suatu harga.
3)       Indeks harga merupakan alat untuk memperlihatkan perubahan-perubahan harga pada satu / berbagai jenis barang.
4.       Peranan Indeks Harga Dalam Ekonomi
a.        Alat bagi pemerintah untuk menetapkan kebijaksanaan dan harga di masa yang akan datang.
b.       Indeks harga dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kemajuan dan kemunduran ekonomi.
c.        Indeks harga dapat dijdikan dasar perbandingan untuk mengukur tingkat, kemajuan ekonomi masa sekarang dan sebelumnya.
d.       Indeks harga dapat dijadikan sebagai dasar untuk menetapkan pola dan kebijaksanaan ekonomi secara keseluruhan dan moneter.

B.      Metode Penghitungan Angka Indeks

1.       Indeks Harga Relatif Sederhana
Indeks harga relatif sederhana (simple relative price index) adalah indeks yang terdiri dari satu macam barang saja, baik untuk indeks produksi maupun indeks harga. Rumus indeks harga relative sederhana yaitu:

  atau

Keterangan :
It,0                  = indeks harga pada tahun t dengan tahun dasar 0
Pt                   = harga pada tahun t
P0            = harga pada tahun 0
Q1            = produksi dalam tahun t
Q2            = produksi pada tahun 0
2.       Angka Indeks Gabungan
a.       Indeks Agregatif Tidak Tertimbang
Merupakan indeks yang terdiri dari beberapa barang (kelompok barang), misalnya indeks impor Indonesia, indeks impor Indonesia, dan lainnya. Rumus indeks Agregatif Tidak Tertimbang yaitu:

                                 atau                       

b.      Indeks Rata-Rata harga Relatif

      dimana n = banyaknya jenis barang

c.       Indeks Agregatif Tertimbang
Adalah indeks yang dalam pembuatannya telah dipertimbangkan factor-factor yang akan memengaruhi naik turunya angka indeks tersebut. Angka indeks agregatif tertimbang terbagi menjadi 3 jenis, yakni Laspeyres, Paasche, dan Fisher. Rumus masing-masing sebagai berikut.
1)       Indeks Laspeyres
Rumus indeks harga agregatif tertimbang
Rumus indeks produksi agregatif tertimbang
2)       Indeks Paasche
Rumus indeks harga agregatif tertimbang
Rumus indeks produksi agregatif tertimbang
3)       Indeks Fisher
Keterangan :
IL              = indeks Laspeyres
IP             = indeks Paasche
I               = indeks Fisher


C.      Inflasi
1.       Pengertian
Inflasi adalah suatu kecenderungan kenaikan harga secara terus-menerus dan berlaku secara umum yang akan mengakibatkan turunnya nilai uang. Jiks inflasi timbul ketika pengangguran tinggi dan perekonomian menurun, maka akan mengakibatkan stagflasi. Stagflasi menggambarkan suatu keadaan dimana kegiatan perekonomian semakin menurun, pengangguran semakin tinggi, dan pada waktu yang sama proses kenaikan harga semakin bertambah cepat.
a.        Jenis Inflasi Menurut Penyebabnya
1)       Demand full inflation atau inflasi yang disebabkan besarnya permintaan.
2)       Cost push inflation atau supply inflation atau inflasi yang desebabkan kenaikan biaya produksi, yaitu kenaikan bahan baku dan kenaikan upah.
b.       Jenis Inflasi Dilihat dari Tingkat Keparahannya
1)       Inflasi ringan (creeping inflation) yaitu inflasi yang besarnya < 10% setahun.
2)       Inflasi sedang yaitu inflasi yang besarnya mencapai 10%-30% setahun.
3)       Inflasi berat yaitu inflasii yang besarnya mencapai 30%-100% setahun.
4)       Hiper Inflasi (hyper inflation) yaitu inflasi yang besarnya > 100%.
c.        Inflasi Berdasarkan Asalnya
1)       Inflasi yang berasal dari dalam negeri (Domestic Inflation)
2)       Inflasi yang berasal dari luar negeri (Imported Inflation)
3.       Penyebab Timbulnya Inflasi Berdasarkan Teoti Inflasi
a.        Teori Kuantitas
Berdasarkan teori kuantitas inflasi disebabkan oleh hal-hal berikut.
1)       Jumlah uang yang beredar melebihi yang dibutuhkan masyarakat.
2)       Harapan psikologis masyarakat mengenai kenaikan harga di masa mendatang.
b.       Teori Keynes
Berdasarkan teori Keynes, inflasi terjadi karena masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuannya, sehingga terjadi peningkatan permintaan secara keseluruhan yang melebihi jumlah barang yang tersedia, akibatnya dalam masyarakat terjadi celah atau kekurangan barang-barang akibat pengaruh inflasi.
c.        Teori Strukturalis
Inflasi yang terjadi dikaitkan dengan factor structural perekonomian suatu negara. Bagi negara berkembang factor structural perekonomian menyangkut 2 hal, yaitu:
1)       Ketidakelastisan penerima ekspor.
2)       Ketidakelastisan penawaran atau produksi bahan makanan di dalam negeri.
4.       Menghitung Laju Inflasi
a.        GNP Deflator
GNP Deflator adalah suatu indeks harga yang digunakan untuk menyesuaikan nilai uang dalam GNP guna mendapatkan nilai rill GNP.
Laju inflasi dengan menggunakan GNP deflator adalah
b.       Indeks Harga Konsumen (IHK)
Laju inflasi dengan menggunakan IHK adalah
c.        Indeks Harga Produsen (IHP)
Laju inflasi dengan menggunakan IHP adalah

5.       Pihakyang Diuntungkan dan Dirugikan Akibat Terjadinya Inflasi
a.        Pihak yang diuntungkan yaitu para pengusaha, para pedagang, para spekulen, dan para peminjam.
b.       Pihak yang dirugikan yaitu para konsumen, masyarakat yang berpenghasilan tetap, para pemborong atau kontraktor, para pemberi pinjam/kreditor, dan para penabung.
6.       Cara Mengatasi Inflasi
a.       Kebijakan Moneter
1)       Kebijakan Diskonto, dilakukan denan cara menaikkan tingkat suku bunga.
2)       Operasi Pasar Terbuka, dilakukan oleh bank sentral dengan menjual atau membeli surat-surat berharga, baik milik pemerintah atau swasta.
3)       Meningkatkan cash ratio.
b.      Kebijakan Fiskal
1)       Pengeluaran kebijakan pemerintah.
2)       Manaikkan tariff pajak.
3)       Mengadakan pinjaman pemerintah.
c.       Kebijakan Nonmoneter
1)       Mendorong pengusaha agar meningkatkan hasil produksi.
2)       Menekan tingkat upah.
3)       Pemerintah melakukan pengawasan sekaligus menetapkan harga maksimal.
4)       Pemerintah melakukan distribusi secara langsung.
5)      Kebijakan penentuan harga dengan cara menetapkan plafon harga.


BAB 4 KONSUMSI, TABUNGAN, DAN INVESTASI


A.      Konsumsi dan Tabungan
1.       Hubungan antara Konsumsi, Tabungan, dan Pendapatan
Menurut Keynes yang menentukan besarnya  pengeluaran rumah tangga, baik pereorangan maupun keseluruhan adalah pendapatan. Secara sistematis pendapatan dirumuskan sebagai berikut.
a.        Ditinjau dasi segi perorangan





Y = C + S
 

Keterangan:
Y = Income/pendapatan
C = Konsumsi
S = Tabungan
I = Investasi
 

 


b.       Ditinjau dari segi perusahaan


Y = C + I
 
 



2.       Kecenderungan Mengkonsumsi (Propensity to Consume)
a.        Kecenderungan Mengkonsumsi Marginal/Marginal Propensity to Consume (MPC)
MPC = (C2-C1) : (Y2-Y1)
b.       Kecenderungan Mengonsumsi Rata-Rata/Average Propensity To Consume (APC)
APC = C/Y
3.       Kecenderungan Menabung (Propensity to Save)
a.        Kecenderungan Menabung Marginal/Marginal Propensity to Save (MPS)

MPS = (S2-S1) ; (Y2-Y1)
b.       Kecenderungan Menabung Rata-Rata/Average Propensity to Save (APS)
APS = S / Y

4.       Fungsi Konsumsi dan Tabungan


C = a + bY            dan        S = -a+(1-b)Y
 
 



Keterangan :
a = konsumsi otonom, yaitu besarnya tabungan saat Y=0
MPC + MPS = 1
 
b = MPC
1-b adalah (1-MPC)= MPS, maka disimpulkan bahwa

5.       Angka Pengganda (Multiplier)
Angka pengganda adalah angka yang menunjukkan tambahan pendapatan nasional akibat adanya perubahan konsumsi atau tabungan. Angka pengganda (k) dirumuskan:

k = 1 / MPS


B.      Investasi
1.       Pengertian
Investasi adalah pengeluaran dari perusahaan atau penanam modal untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian.
2.       Macam-Macam Investasi
a.        Investasi Rill adalah investasi terhadap barang-barang modal, meliputi pembelian mesin-mesin, peralatan, atau gedung.
b.       Investasi persediaan adalah investasi dalam bentuk persediaan, baik bahan baku produksi maupun baraang jadi yang akan digunakan sebagai cadangan dengan tujuan meningkatkan keuntungan di masa akan datang.
c.        Investasi residensial adalah investasi dalam bentuk tempat tinggal, seperti rumah, kantor, atau apartemen.
3.       Tingkat Pengembalian Modal
Seorang pengusaha akan memperoleh keuntungan jika tingkat pengembalian modal yang diperoleh lebih besar dari suku bunga yang harus dibayar.
4.       Tingkat Pengembalian Modal Dan Investasi
Dari jumlah modal yang akan ditanam dan tingkat pengembalian modal yang diramalkan akan terbentuk suatu kurva yang disebut efisiensi investasi marginal (marginal efficiency of investment/MEI).
5.       Hubungan antara tingkat Bunga dan investasi
Semakin tinggi tingkat bunga, semakin kecil investasi yang terwujud.


BAB 5 UANG DAN PERBANKAN

A.      Deskripsi Uang
1.       Pengertian dan Syarat Uang
Uang adalah sebagai benda-benda yang dapat dapat disetujui oleh masyarakat sebagai alat perantara untuk mengadakan tukar-manukar atau perdagangan.
Syarat-syarat uang diantayanya:
a.        Disenangi dan dapat diterima secara umum (acceptability).
b.       Tahan lama dan tidak mudah rusak (durability).
c.        Nilainya tetap dalam jangka waktu yang lama (stability of value).
d.       Mudah disimpan dan mudah dipindahkan(portability).
e.       Mudah dibagi tanpa mengurangi nilai (divisibility).
f.         Memiliki satu kualitas saja (uniformity).
g.        Jumlahnya terbatas dan tidak mudah dipalsukan (scarcity).
2.       Fungsi Asli Uang
a.        Sebagai alat tukar (medium of exchange).
b.       Sebagai satuan hitung (unit of account).
c.        Sebagai alat penyimpan nilai (store of value).
3.       Fungsi Turunan Uang
a.        Uang sebagai alat pembayaran.
b.       Uang sebagai alat penyimpan kekayaan.
c.        Uang sebagai pembayaran masa depan.
d.       Uang sebagai alat untuk menentukan harga.
4.       Jenis-Jenis Uang
a.       Uang Kartal
Adalah uang yang beredar sehari hari sebagai alat pembayaran yang sah dan wajib diterima masyarakat.  Uang kartal terdiri dari uang logam dan uang kertas.
b.      Uang Giral
Merupakan tagihan yang ada di bank umum (demand deposit) yang dapat digunakan sewaktu-waaktu sebagai alat pembayaran. Bentuk uang giral dapat berupa cek, giro, atau telegraphic transfer.
5.       Nilai Uang
a.       Dilihat Dari Bahan Pembuatannya
1)       Nilai intrinsic yaitu bahan untuk membuat mata uang, misalnya beberapa nilai emas dan perak yang digunakan untuk mata uang.
2)       Nilai nominal yaitu nilai yang tervantum pada mata uang atau cap harga yang tertera pada mata uang.
3)       Nilai tukar yaitu kemampua uang untuk ditukarkan dengan suatu barang(daya beli uang).

Berdasarkan nilai uang tersebut, maka timbullah istilah berikut:
1)       Full bodied money/uang penuh. Dikatakan demikian apabila nilai yang tertera di atas uang tersebut sama nilainya dengan bahan yang digunakan.
2)       Token money/uang tanda. Apabila nilai yang tertera di atas uang lebih tinggi dati nilai  bahan yang digunakan untuk membuat uang tersebut.
B.      Permintaan Uang
Menurut teori Keynes permintaan uang yang dilakukan masyarakat didasari oleh 3 macam motif, yaitu:
1.        Motif Transaksi (Transaction Motive).
2.        Motif Spekulasi (Speculation Motive).
3.        Motif Berjaga-Jaga (Precautionary Motive).
C.      Penawaran Uang
Para ahli ekonomi klasik membedakan teori uang dalam dua bentuk  yaitu:
1.       Teori Kuantitas Uang
Teori kuantitas uang mempunyai pandangan bahwa perubahan dalam penawaran uang akan menimbulkan perubahan yang sama persentasenya dengan perubahan harga.
2.       Teori Sisa Tunai
Teori ini berpendapat bahwa perubahan dalam penawaran uang akan menimbulkan perubahan harga-harga yang sama tingkatnya.

Penawaran uang dipengaruhi oleh factor-factor yaitu pendapatan, tingkat suku bunga, selera masyarakat, harga barang, fasilitas kredit, dan kekayaan masyarakat.
D.     Bank
1.       Pengertian Bank
Menurut UU No. 10 Tahun 1998 tantang Perbankan menyatakan bahwaa bank adalah bada usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
2.       Fungsi Bank Secara Umum
a.        Sebagai penerima kredit (kredit pasif) atau lebih dikenal dengan penghimpun dana darimasyarakat dalam bentuk simpanan, tabungan berjangka maupun simpanan dalam bentuk giro atau rekening koran.
b.       Sebagai pemberi kredit (kredit aktif) kepada masyarakat.
c.        Sebagai perantara lalu lintas pembayaran.
3.       Bank Sentral
Bank Sentral adalah lembaga negara yang mempunyai wewenang untuk mengeluarkan alat pembayaran yang sah dari suatu negara, merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, mengatur dan mengawasi perbankan, serta menjalankan fungsi sebagai lender of last resort. Selain itu bank sentral mempunyai fungsi:
a.        Penyelesaian utang piutang
b.       Mengedarkan uang kertas
c.        Wakil pemerintah dalam menerima pembayaran pajak.
d.       Sumber dana pinjaman terakhir.
e.       Memegang cadangan kas sistem.
f.         Mengontrol volume dan keadaan kredit untuk mempertahankan tingkat kegiatan ekonomi.

Bank Indonesia menurut UU No. 23 Tahun 1999 adalah lembaga yang independen, bebas dari campur tangan pemerintah dan/atau pihak-pihak lainnya, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam UU ini. Tujuan utama BI adalah mecapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia mempunyai tugas:
a.        Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
b.       Mengatur dan manjaga kelancaran sistem pembayaran.
c.        Mengatur dan mengawasi bank lain.
4.       Bank Umum
Bank umum adalah bank yang memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Tugas bank umum yaitu menghimpun dana dari masyarakat, member pinjaman kepada masyarakat, dan memberikan jasa lalulintas keuangan masyarakat.
a.        Fungsi Utama Bank Umum
1)       Pengumpul dana dari masyarakat.
2)       Pembiayaan (mengeluarkan dana kepada masyarakat).
3)       Peningkatan faedah dari masyarakat.
4)       Penanggung resiko dana masyarakat dari berbagai hal yang mungkin terjadi, seperti inflasi.
b.       Fungsi Tambahan Bank Umum
1)       Mamberikan fasilitas pengiriman uang.
2)       Penggunaan cek (pencairan cek).
3)       Memberikan garansi bank.
5.       Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan,  dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu, dengan cara memberikan kredit kepada masyarakat. BPR tidak diperkanankan untuk menerima simpanan dalam bentuk giro, ikut serta dalam lalu lintas pembayaran, usaha jual beli valuta asing, penyertaan modal, dam melakukan jasa peransurasian. Contoh bank BPR adalah bank desa, bank pegawai, LPN, LPD, LPK dan lainnya.
6.       Produk dan Jasa Bank
a.        Produk Perbankan. Terdiri dari kredit pasif dan kredit aktif. Kredit aktif produk Perbankan diantaranya giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan, deposit on call, dan deposit automatic roll over. Sedangkan  kredit aktif produk perbankan diantaranya kredit rekening Koran (R/K), kredit reimburse (letter of credit), kredit aksep, kredit documenter, dan kredit dengan jaminan surat-surat berharga.
b.       Jasa perbankan.
1)       Jual beli valuta asing
2)       Jasa penyimpanan
3)       Pengiriman/transfer uang
4)       Pemberian jaminan
5)       Kartu kredit (credit card)
6)       Cek perjalanan
7)       Inkaso
8)       ATM
9)       Kartu debet
10)   Diskonto
E.      Lembaga Keuangan Nonbank
Lembaga keuangan Nonbank adalah semua badan yang melakukan kegiatan dibidang keuangan, yang secara langsung atau tidak langsung menghimpun dana terutama dengan jalan mengeluarkan kertas berharga dan menyalurkan dalam masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan. Lembaga keuangan nonbank nerkembang sejak tahun 1972 dengan tujuan untuk mendorong perkembangan pasar modal serta membantu pemodalan perusahaan-perusahaan ekonomi lemah. Jenis-jenis lembaga keuangan nonbank meliputi :
1.       Lembaga pembiayaan pembangunan dan lembaga perantara, penerbitan, dan perdaganan surat berharga.
2.       Asuransi.
3.       Leasing.
4.       Dana pension
5.       Pegadaian
6.       Koperasi simpan pinjam
F.       Kebijakan Moneter

Macam-macam Kebijakan Moneter
1.       Kebijakan Pasar Terbuka (Open Market Policy)
Yaitu kebijakan pemerintah dengan jalan menjual surat-surat berharga pada saat inflasi dan membeli/ menarik surat-surat berhaga pada saat deflasi. Apabila pemerintah menghendaki menurunkan jumlah uang yang beredar, pemerintah harus menjual obligasi di pasar bebas. Bank Indonesia dalam kebijakan pasar terbuka dengan menngeluarkan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Sertifikat Pasar Uang.
2.       Kebijakan Diskonto (Discount Policy)
Yaitu kebijakan pemerintah dengan jalan menaikkan suku bunga pada saat inflasi dan menurunkan pada saat deflasi, ditunjukkan untuk menaikkan tingkat bunga karena dengan bunga kredit tinggi maka aktivitas ekonomi yang menggunakan dana pinjaman akan tertahan karena modal diskontonya atau discount rate policy (tingkat bunga yang dikenakan pada bank umum atas pinjaman dana yang diberikan), maka jumlah uang yang beredar cenderumg berkurang, begitu sebaliknya.
3.       Kebijakan Cadangan kas (Cash Ratio Policy)
Yaitu kebijakan pemerintah dengan jalan menaikkan cadangan kas pada saat inflasi dan menurunkan cadangan kas pada saat deflasi, atau bisa juga menaikkan perbandingan antara uang yang beredar dengan uang yan mengendap di dalam kas mengakibatkan kemampuan bank untuk menciptakan kredit berkurang sehingga jumlah uang yang beredar akan berkurang. Cara baru untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar di masyarakat yaitu dengan car amengubah-ubah minimum kas rasio. Bank sentral pada umumnya menentukan anka banding minimum antara uang tunai dengan kewajiban giral bank. Angka banding tersebut biasa disebut minimum cash ratio. Bila pemerintah menurunkan minimum kas rasio, maka dengan uang tunai yang sama bank dapt menciptakan uang lebuih banyak dari jumlah sebelumnya.
4.       Kebijakan Kredit Ketat
Yaitu kebijakan pemerintah dengan mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara memperketat pemberian kredit, kredit boleh diberikan asal memenuhi syarat 5C, Character, Capability, collateral, capital, dan Condition of economy, tetapi pada saat deflasi syarat dapat dipelonggar. Bank sentral (Bank Indonesia) berusaha mempengaruhi bank-bank umum dalam hal memberikan kredit kepada nasabah melalui berbagai macam peraturan kredit.
5.       Kebijakan Dorongan Moral (Moral Suasion)
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.
6.       Kebijakan Sanering
Yaitu kebijakan memotong nilainominal pada saat inflasi, misalnya Rp 1.000,00 menjadi Rp 1,00
7.       Kebijakan Devaluasi
Yaitu menurunkan nilai mata uang asing, dengan tujuan mendorong ekspor dan menghambat impor.
8.       Kebijakan revaluasi
Yaitu kebijakan menaikkan nilai mata uang sendiri terhadap nilai mata uang asing.

@ Aji Ridho.



 

14 komentar: